Ongkos produksi
merupakan factor utama dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang akan
dijual di pasar. Untuk mengetahui penawaran dan jumlah barang yang ditawarkan
harus mengethaui ongkos-ongkos yang dikeluarkan, dimana berakar dari prinsip
produksi. Konsep ongkos produksi yang digunakan dalam analisa ekonomi berbeda
dengan konsep ongkos yang biasa digunakan secara umum. Penggunaan kata “ongkos”
biasanya dikatikan dengan biaya yang harus dipikul oleh suatu perusahaan
(produsen), tetapi pengertian ini sering kabur karena ada pengeluaran yang
harus dimasukkan sebagai ongkos dan ada pula yang harus dikeluarkan dalam
komponen ongkos. Para ekonom mendefinisikan ongkos produksi untuk suatu output
tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan (hilang) dari alternative
produksi yang menggunakan input dimana input tersebut digunakan untuk
memproduksi output tertentu diatas.
·
ONGKOS EKSPLISIT
DAN ONGKOS IMPLISIT
Pengeluaran yang dibuat oleh seorang
pengusaha (produsen) biasanya merupakan ongkos eksplisit karena hanya merupakan
pembayaran untuk pembelian input-input saja. Misalnya pembyaran untuk membeli
bahan-bahan mentah, barang setengah jadi, pembayaran untuk “overhead” berbagai
macam serta pengeluaran untuk penyusutan. Ini merupakan biaya yang menurut
akuntan dikategorikan sebagai pengeluaran.
Sedangkan ongkos implisit merupakan
ongkos yang dimilikinya, penggunaan input sendiri biasanya tidak dihitung
sebagai pengeluaran oleh suatu perusahaan. Misalnya, gaji bagi pemilik
perusahaan biasanya tidak dihitung atau dimasukkan dalam komponen ongkos. Dan
juga termasuk dalam komponen ongkos implicit adalah hasil yang diterima oleh
pemilik perusahaan dari investasi pabrik, perlatan dan inventori
(cadangan)-nya.
Prinsip yang sama dapat diterapkan pada
suatu bentuk industry (corporation). Pemegang saham merupakan pemilik riil atas
tanah, pabrik, peralatan dan inventori industry karena mereka telah
menginvestasikan uangnya ke dalam sumber-sumber (dana) yang kemudian digunakan
oleh industry. Deviden yang dibayarkan kepada pemilik saham merupakan ongkos
produksi implicit dari sudut pandang ekonom. Pembicaraan mengenai ongkos
produksi akan disederhanakan dengan berbagai alasan. Dalam hal ini hanya akan
dibahas tentang ongkos produksi dari suatu perusahaan dalam memproduksi berbagai
alternative produk. Ongkos untuk setiap output tergantung pada:
1.
Nilai
input yang digunakan oleh perusahaan – harga input
2.
Teknik
produksi yang tersedia untuk mengkombinasikan sumber (input) agar diproduksi
output
·
ONGKOS JANGKA
PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Jangka pendek diartikan sebagai jangka
waktu perencanaan yang sedemikian pendek (singkat) sehingga produsen tidak
mampu untuk mengubah berbagai alternative penggunaan inputnya. Sehingga, jika
periode perencanaan diperpanjang, ada kemungkinan untuk mengubah penggunaan
salah satu inputnya. Semakin diperpanjang periodenya semakin mudah untuk
mengubah penggunaan input-inputnya sampai semuanya dikategorikan berubah.
Penafisran yang biasa digunakan untuk konsep “jangka pendek” adalah periode
perencanaan yang sedemikian pendeknya sehingga produsen tidak mempunyai
kesempatan (waktu) untuk mengubah jumlah beberpa input seperti tanah, gedung,
mesin-mesin berat serta “top manager”.
Definisi jangka panjang merupakan
periode perencanaan yang cukup panjang untuk suatu perusahaan sehingga mampu
mengubah jumlah input yang digunakan setiap unit waktu. Sehingga semua inputnya
variable. Produsen dapat mengubah ukuran pabrik sesuai dengan keinginannya
kecil kebesar atau sebaliknya.
KURVA ONGKOS
JANGKA PENDEK
Pengklasifikasian input dalam jangka
pendek menjadi input tetap dan variable memudahkan kita untuk membuat
klasifikasi ongkos sebagai ongkos tetap dan ongkos variable. Ongkos tetap
(Fixed Cost) merupakan biaya untuk pembelian input tetap. Sedangkan ongkos
variable adalah ongkos untuk pembelian input variable. Perbedaan antara ongkos
tetap dan ongkos variable merupakan dasar pembicaraan ongkos total (Total
Costs, TC), ongkos rata-rata (Average Costs, AC) dan ongkos marginal (Marginal
Cost, MC).
KURVA ONGKOS
RATA-RATA
Kurva ongkos setiap unit output atau
kurva ongkos rata-rata menunjukkan informasi yang sama dengan kurva total
ongkos, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Kurva ongkos rata-rata adalah terdiri
dari kurva ongkos rata-rata adalah terdiri dari kurva ongkos tetap rata-rata
(Average Fixed Costs), kurva ongkos variable rata-rata (Average Variabel
Costs), kurva biaya marginal. Ongkos tetap rata-rata merupakan besarnya ongkos
setiap unit output yang dihasilkan dan didapat dengan membagi ongkos tetap
total dengan output yang dihasilkan.
Secara
sistematis, fungsi ongkos total dalam jangka pendek adalah sebagai berikut:
C
= k + f(x)
Dimana
:
C adalah ongkos total (TC)
K adalah ongkos tetap total (TFC)
F(x) adalah ongkos variable total (TVC)
X adalah output yang dihasilkan
Untuk
mencari besarnya ATC, AFC, dan AVC secara aljabar adalah sebagai berikut:
ATC
= C = k + f(x)
X x
AFC
= k
X
AVC
= f(x)
X
Semakin besar output yang
dihasilkan, semaikn kevil ongkos tetap rata-ratanya karena ongkos tetap totalnya
konstan untuk berapapun besarnya output, ini berarti bahwa ongkos tetap
tersebut harus dibagi (didistribusikan) untuk setiap unit output yang semakin
besar, sehingga setiap unit output menanggung bagian yang semakin kecil.
Selanjutnya dapat dikatakan bahwa kurva AFC berarah negative (menurun) ke kanan
sepanjang output yang dihasilkan dan bersifat asymtotis.
KURVA ONGKOS
JANGKA PANJANG
Pada periode perencanaan jangka
panjang berapapun besarnya (ukuran) pabrik sangat dimungkinkan bagi suatu
perusahaan. Semua input variable. Produsen dapat menambah jumlah input yang
digunakan setiap waktu dalam artian dapat mengubah jumlah tanah yang digunakan,
gedung, mesin-mesin, manajemen dan semua inp[ut yang lainnya. Tidak aka nada
ongkos tetap.
Ongkos
total jangka panjang bentuknya diharapkan serupa dengan kurva total jangka
pendek. Ongkos rata-rata jangka panjang didapat dari kurva ongkos total jangka
panjang yaitu dengan membagi ongkos total tersebut untuk setiap output yang
dihasilkan sehingga didapat kurva LAC.
Pembentukan
LAC juga dapat dihasilkan dengan menganggap bahwa jangka panjang merupakan
kumpulan (set) dari berbagai alternative situasi jangka pendek dimana
perusahaan beroperasi. Pada setiap waktu dapat dipilih dan digunakan jangka
pendek yang mana yang akan dipertimbangkan untuk melakukan produksi yang
dinginkan. Dalam sudut panjang perencanaan jangka panjang, produsen mempunyai
alternative untuk merubah rencana jangka pendeknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar