1.
Dasar
Sistem Transmisi
Sistem
transmisi merupakan usaha untuk mengirimkan suatu bentuk informasi dari suatu
tempat yang merupakan sumber ke tempat lain yang menjadi tujuan. Pada gambar
dibawah terlihat dalam perjalanan dari suatu sumber ke tujuan, sinyal akan
mengalami berbagai perlakuan dari media transmisi yang dilalui. Perancangan
sistem transmisi ditujukan untuk menjaga kualitas informasi yang dikandung agar
sebisa mungkin informasi yang dikirimkan dapat diperoleh kembali tanpa
mengurangi kualitas informasi.
a. Daya
Sinyal
Daya sinyal
merupakan ukuran kekuatan sinyal yang dinyatakan oleh suatu satuan. Satuan yang
biasa digunakan untuk menyatakan daya sinyal adalah Watt. Dalam perjalanannya
melalui suatu media transmisi sinyal akan mengalami penguatan atau pelemahan,
dikatakan mengalami penguatan bila melalui suatu perangkat yang menghasilkan
suatu penguatan atau gain, dan mengalami pelemahan bila melalui suatu media
transmisi yang bersifat meredam.
Bluetooth adalah
teknologi nirkabel standar terbuka untuk pertukaran data jarak pendek
(menggunakan pendek panjang gelombang transmisi radio pada pita ISM 2400-2480
MHz) dari perangkat tetap dan bergerak, menciptakan jaringan wilayah pribadi
(PANS) dengan tingkat keamanan yang tinggi. Dibuat oleh vendor telekomunikasi
Ericsson pada tahun 1994, pada awalnya dipahami sebagai alternatif nirkabel
untuk kabel data RS-232. Hal ini dapat menghubungkan beberapa perangkat,
mengatasi masalah sinkronisasi.
Bluetooth
dikelola oleh Grup Bluetooth Special Interest , yang memiliki lebih dari 15.000
perusahaan anggota di bidang telekomunikasi, komputer, jaringan, dan konsumen
elektronik. SIG mengawasi pengembangan spesifikasi, mengelola program
kualifikasi, dan melindungi merek dagang. Untuk dipasarkan sebagai perangkat
Bluetooth, harus memenuhi syarat standar yang ditetapkan oleh SIG.
2.
Interfacing
Pengenalan Port Paralel
Port paralel
ialah port data di komputer untuk
mentransmisi 8 bit data dalam sekali detak. Standar port paralel yang baru ialah IEEE 1284 dimana dikeluarkan
tahun 1994. Standar ini mendefinisikan 5
mode operasi sebagai berikut :
1. Mode kompatibilitas
2. mode nibble
3. mode byte
4. mode EPP (enhanced parallel port)
5. mode ECP (Extended capability port)
Tujuan dari
standar yang baru tersebut ialah untuk mendesain driver dan peralatan yang baru
yang kompatibel dengan peralatan lainnya serta standar paralel port sebelumnya
(SPP) yangn diluncurkan tahun 1981. Mode
Compatibilitas, nibble dan byte
digunakan sebagai standar perangkat keras yang tersedia di port
paralel orisinal dimana EPP dan ECP
membutuhkan tambahan hardware dimana dapat berjalan dengan kecepatan yang lebih
tinggi. Mode kompatibilitas atau (“Mode Centronics” ) hanya dapat mengirimkan
data pada arah maju pada kecepatan 50 kbytes per detik hingga 150 kbytes per
detik. Untuk menerima data, anda harus mengubah mode menjadi mode nibble atau
byte. Mode nibble dapat menerima 4 bit
(nibble) pada arah yang mundur, misalnya dari alat ke computer. Mode byte menggunakan fitur bi-directional parallel untuk
menerima 1 byte (8 bit) data pada arah mundur. IRQ (Interrupt Request ) pada
port paralel biasanya pada IRQ5 atau
IRQ7.
Port paralel
Extend dan Enhanced menggunakan hardware
tambahan untuk membangkitkan dan mengatur handshaking. Untuk mengeluarkan 1
byte ke printer menggunakan mode kompatibilitas, software harus :
1. menulis byte ke data port
2. cek untuk melihat apakah printer sibuk,
jika sibuk, ia tidak akan menerima data, sehingga data yang telah ditulis akan
hilang.
3. buat strobe (pin 1) rendah. Ini
memberitahukan printer bahwa data yang benar telah berada di line data
4. buat strobe tinggi lagi setelah menunggu
sekitar 5 mikrodetik setelah membuat strobe low.
Hal ini
membatasi kecepatan data. Sedangkan EPP
dan ECP mengizinkan hardware mengecek jika printer sibuk dan mengeluarkan
sinyal strobe atau handshaking lainnya.
Ini berate hanya 1 instruksi I/O yang harus dilakukan yang akan meningkatkan
kecepatan Port ECP juga mempunyai kelebihan menggunakan saluran DMA dan buffer
FIFO, jadi data dapat digeser tanpa menggunakan instruksi I/O.
Protokol EPP mempunyai 4 macam siklus transfer dta
yang berbeda yaitu :
1. Siklus baca data (Data read)
2. Siklus baca alamat (Address Read)
3. Siklus tulis data (data write)
4. siklus tulis alamat (address write)
Siklus data
digunakan untuk mentrasfer data antara host dan peripheral. Siklus alamat digunakan untuk mengirimkan
alamat, saluran (channel) atau informasi perintah dan control.
3.
Signal
Generator
Signal generator adalah alat yang
menghasilkan signal elektronik ataupun waveform. Signal generator ini boleh
menghasilkan empat waveform iaitu sine wave, square wave, triangle wave dan
sawtooth wave
Signal generator
ini menggunakan PIC18F2550 dengan crystal 20MHz, kemudian menggunakan PLL
dalamannya bagi meningkatkan kelajuaan kepada 48MHz. Ini bertujuan untuk
meninggikan frekuensi signal keluaran. Namun, frekuensi tertinggi yang boleh di
keluarkan adalah sehingga 100Hz dan voltan hanyalah dari 0-5V. Bagi membezakan
keempat-empat waveform ini, di bawah adalah gambar signal sine wave, square
wave, triangle wave dan sawtooth wave.
4. Sinkronisasi
Sinkronisasi
adalah suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban Arus Bolak-Balik
(AC). Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban adalah transformer
yang akan digabungkan atau diparalel dengan tujuan untuk meningkatkan keandalan
dan kapasitas sistem tenaga listrik, seperti telah dijelaskan pada artikel
Pada
gambar 1 diperlihatkan 2 buah generator pada satu busbar, generator #1 dalam
keadaan terbuka dan akan diparalel atau disinkronkan ke busbar dimana generator
#2 telah masuk (telah sinkron dengan jaringan/busbar).
5. Exchange management
6. Deteksi dan koreksi kesalahan
Kesimpulan
Deteksi dan Koreksi Kesalahan adalah suatu komunikasi yang riabel dan efisien
yang berada diantara dua mesin yang berdekatan yang secara fisik terhubung oleh
sebuah saluran komunikasi yang bekerja seperti halnya kabel dan yang menyerupai
kabel yaitu bit, sewaktu-waktu bit itu akan dikirimkan dan dapat diterapkan
untuk memberikan koreksi kesalahan pada jumlah kesalahan yang ada.
7. Addressing and routing
Addressing
dan routing adalah fungsi utama dari protokol network layer. Addressing
memungkinkan komunikasi data antar host pada jaringan yang sama atau jaringan
yang berbeda (pengalamatan secara logical). Internet Protocol version 4 (IPv4)
menyediakan pengalamatan hirarkis untuk paket yang membawa data kita. Routing
merupakan fungsi yang berrtanggung jawab membawa data melewati sekumpulan
jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati data.
Addressing
Misalkan
kita mempunyai IP Address 172.16.16.12/18, berapakah Subnet Mask, Network
Address, Broadcast Address dan banyaknya IP Host ?
IP
: 10101100.00010000.00|010000.00011000
Subnet
Mask : 11111111.11111111.11|000000.00000000
255
. 255 . 192 . 0
Network
Address : 10101100.00010000.00|000000.00000000 (IP AND Subnet)
172
. 16 . 0 . 0
Broadcast
Address : 172 . 16 .00|111111.11111111
172
. 16 . 63 . 255
Banyaknya
IP Host : 172.16.0.1 s/d 17.16.63.254
Router
adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk membagi protocol kepada anggota
jaringan yang lainnya, dengan adanya router maka sebuah protocol dapat
di-sharing kepada perangkat jaringan lain. Contoh aplikasinya adalah jika kita
ingin membagi IP Adress kepada anggota jaringan maka kita dapat menggunakan
router ini. Ciri-ciri router adalah adanya fasilitas DHCP (Dynamic Host
Configuration Procotol), dengan mensetting DHCP, maka kita dapat membagi IP
Address.
Fasilitas
lain diperoleh dari Router adalah adanya NAT (Network Address Translator) yang
memungkinkan suatu IP Address atau koneksi internet disharing ke IP Address
lain. Misalnya, jika pada suatu perangkat jaringan (komputer) memiliki IP
Adress 192.168.0.1, maka supaya komputer lain dapat berkomunikasi, harus
diberikan IP Address dengan Network Identification 192.168.0 dan dengan Host
Identification 2-254, contoh 192.168.0.10, 192.168.0.11 dan seterusnya.
Kofigurasi Routing
Konfigurasi
routing statis dan Langkah-langkah untuk melakukan konfigurtasi routing statis
adalah
sebagai
berikut:
Langkah
1 – tentukan dahulu prefix jaringan, subnet mask dan address. Address bias saja
interface local atau next hop address yang menuju tujuan.
Langkah
2 – masuk ke mode global configuration.
Langkah
3 – ketik perintah ip route dengan prefix dam mask yang diikuti dengan address
seperti yang sudah ditentukan di langkah 1. Sedangkan untuk administrative
distance bersifat tambahan, boleh digunakan boleh tidak.
Langkah
4 – ulangi langkah 3 untuk semua jaringan yang dituju yang telah ditentukan
pada langkah1.
Langkah
5 – keluar dai mode global configuration.
Langkah
6 – gunakan perintah copy running-config startup-config untuk menyimpan
konfigurasi yang sedang aktif ke NVRAM.
Konfigurasi
routing default dan langkah2 untuk melakukan konfigurasi routing default adalah
sebagai berikut :
Langkah
1 – masuk mode global configuration.
Langkah
2 – ketik perintah ip route dengan 0.0.0.0 sebagi prefix dan 0.0.0.0 sebagai
mask. Alamat tambahan untuk routing default dapat berupa address dari local
interface yang terhubung langsung ke jaringan luar atau IP address dari
next-hop router.
Langkah
3 – keluar dari mode global config.
Langkah
4 – gunakan perintah copy runningconfig startup-config untuk menyimpan
konfigurasi yang sedang jalan ke NVRAM.
8. Pemulihan
9. Message formatting
10. Keamanan
Keamanan
Jaringan Komputer terutama jika kita menghubungkan komputer misalnya di lab
komputer, kantor atau jaringan komputer rumah. Keamanan jaringan melibatkan
otorisasi akses ke data dalam jaringan, yang dikendalikan oleh administrator
jaringan. Pengguna memilih atau mempunyai ID dan password atau informasi
otentikasi lain yang memungkinkan mereka akses ke informasi dan program-program
dalam otoritas mereka.
Keamanan
jaringan mencakup berbagai jaringan komputer, baik negeri maupun swasta, yang
digunakan dalam pekerjaan sehari-hari melakukan transaksi dan komunikasi di
kalangan bisnis, instansi pemerintah dan individu.
Jika diamati mengenai keamanan maka keamanan
jaringan komputer dapat ditinjau dari segi bentuknya yaitu seperti berikut:
1) Keamanan hardware
Keamanan
hardware berkaitan dengan perangkat keras yang digunakan dalam jaringan
komputer. Keamanan hardware sering dilupakan padahal merupakan hal utama untuk
menjaga jaringan dari agar tetap stabil. Dalam keamanan hardware, server dan
tempat penyimpanan data harus menjadi perhatian utama. Akses secara fisik
terhadap server dan data-data penting harus dibatasi semaksimal mungkin.
Akan lebih mudah bagi pencuri data untuk
mengambil harddisk atau tape backup dari server dan tempat penyimpanannya
daripada harus menyadap data secara software dari jaringan. Sampah juga harus
diperhatikan karena banyak sekali hacker yang mendatangi tempat sampah
perusahaan untuk mencari informasi mengenai jaringan komputernya. Salah satu
cara mengamankan hardware adalah menempatkan di ruangan yang memiliki keamanan
yang baik. Lubang saluran udara perlu diberi perhatian karena dapat saja orang
masuk ke ruangan server melaui saluran tersebut. Kabel-kabel jaringan harus
dilindungi agar tidak mudah bagi hacker memotong kabel lalu menyambungkan ke
komputernya.
Akses terhadap komputer juga dapat dibatasi
dengan mengeset keamanan di level BIOS yang dapat mencegah akses terhadap
komputer, memformat harddisk, dan mengubah isi Main Boot Record (tempat
informasi partisi) harddisk. Penggunaan hardware autentifikasiseperti smart
card dan finger print detector juga layak dipertimbangkan untuk meningkatkan
keamanan.
2) Keamanan software.
Sesuai
dengan namanya, maka yang harus diamankan adalah perangkat lunak. Perangkat
lunak yang kita maksud disini bisa berupa sistem operasi, sistem aplikasi, data
dan informasi yang tersimpan dalam komputer jaringan terutama pada server.
Contohnya, jika server hanya bertugas menjadi router, tidak perlu software web
server dan FTP server diinstal. Membatasi software yang dipasang akan
mengurangi konflik antar software dan membatasi akses, contohnya jika router
dipasangi juga dengan FTP server, maka orang dari luar dengan login anonymous
mungkin akan dapat mengakses router tersebut.
Software yang akan diinstal sebaiknya juga
memiliki pengaturan keamanan yang baik. Kemampuan enkripsi (mengacak data)
adalah spesifikasi yang harus dimilki oleh software yang akan digunakan,
khusunya enkripsi 128 bit karena enkripsi dengan sistem 56 bit sudah dapat
dipecahkan dengan mudah saat ini. Beberapa software yang memiliki lubang
keamanan adalah mail server sendmail dan aplikasi telnet. Sendmail memiliki
kekurangan yaitu dapat ditelnet tanpa login di port (25) dan pengakses dapat
membuat email dengan alamat palsu. Aplikasi telnet memiliki kekurangan
mengirimkan data tanpa mengenkripsinya (mengacak data) sehingga bila dapat
disadap akan sangat mudah untuk mendapatkan data.
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah
password. Sebaiknya diset panjang password minimum unutk mempersulit hacker
memcahkan password. Password juga akan semakin baik jika tidak terdiri huruf
atau angak saja, huruf kecil atau kapital semua, namun sebaiknya dikombinasi.
Enkripsi dapat menambah keamanan jaringan dengan cara mengacak password dan
username, baik dalam record di host maupun pada saat password dan username itu
dilewatkan jaringan saat melakukan login ke komputer lain.
Routing tidak terlepas pula dari gangguan
keamanan. Gangguan yang sering muncul adalah pemberian informasi palsu mengenai
jalur routing (source routing pada header IP). Pemberian informasi palsu ini
biasanya dimaksudkan agar datagram-datagram dapat disadap. Untuk mencegah hal
seperti itu, router harus diset agar tidak mengijinkan source routing dan dalam
protokol routing disertakan autentifikasi atau semacam password agar informasi
routing hanya didapat dari router yang terpercaya. (http://agussale.com/keamanan-jaringan-komputer)
11. Manajemen network
Network
Management adalah sebuah layanan yang menggunakan alat, aplikasi dan perangkat
yang digunakan untuk membantu manusia dalam mengatur dan mengamati jaringan.
Inti dari sistem manajemen jaringan adalah suatu set aplikasi yang memberikan
pelayanan terhadap kebutuhan untuk manajemen jaringan. Minimal sistem akan memasukkan
aplikasi dasar untuk memonitor unjuk kerja, kontrol konfigurasi dan akunting.
Sistem yang lebih canggih akan memasukkan aplikasi pada kategori tersebut di
atas ditambah fasilitas untuk isolasi kesalahan dan perbaikan serta untuk
pengaturan fitur keamanan dari jaringan.
Agar
memudahkan pengguna atau administrator dalam mengatur dan memonitoring jaringan
dan perangkat-perangkatnya perlu dikembangkan sebuah aplikasi Network
Management System (NMS). Aplikasi Network Management System (NMS) berdasarkan
International Organization for Standards (ISO) memiliki lima kriteria utama
yaitu performance management, accounting management, configuration management,
fault management dan security management.
1.
Arsitektur Network Management
Kebanyakan
arsitektur manajemen jaringan menggunakan struktur dasar dan sekumpulan aturan
yang sama. Perangkat yang diatur (end station) seperti sebuah sistem komputer
atau perangkat jaringan lain menjalankan perangkat lunak yang memungkinkan
mereka mengirimkan peringatan ketika mereka mengalami masalah (misalkan, ketika
satu atau lebih ambang batas yang ditentukan pengguna terlampaui). Seketika
peringatan ini diterima, beberapa entitas manajemen yang telah diprogram akan
bereaksi dengan melakukan beberapa instruksi seperti pemberitahuan ke operator,
mencatat kejadian, mematikan sistem, dan memperbaiki sistem.
Entitas
manajemen juga mampu untuk mengumpulkan informasi perangkat untuk memeriksa
nilai variabel yang ditentukan. Proses pengumpulan data ini bisa dilakukan secara
otomatis atau dengan bantuan operator, tetapi agen diperangkat yang akan
dimonitor akan merespon semua permintaan baik secara otomatis maupun manual.
Agen adalah perangkat lunak yang telah dikompilasi dengan informasi perangkat
di mana mereka diletakkan dan menyimpan informasi ini dalam database management
dan pada akhirnya menyediakan informasi itu kepada entitas manajemen dalam
sebuah Network Management System melalui sebuah protokol manajemen jaringan.
Protokol yang biasa digunakan yaitu Simple Network Management Protocol (SNMP)
dan Common Management Information Protocol (CMIP)
(http://www.cisco.com/en/US/docs/internetworking
/technology/handbook/NM-Basics.html diakses 31 januari 2008).
2.
Standar ISO untuk Network Management
International
Standar Organization (ISO) telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam
menetapkan standardisasi. Model Network Management yang ditetapkan ISO
merupakan model utama yang digunakan untuk memahami fungsi-fungsi utama dari
sistem manajemen jaringan. Model ini mencakup 5 (lima) area konseptual yaitu
Fault Management, Configuration Management, Accounting Management, Performance
Management dan Security Management (FCAPS). Penerapan setiap kriteria membutuhkan
keterkaitan yang erat dengan sistem yang lain, misalkan untuk penerapan
security management diperlukan sebuah server dan aplikasi khusus untuk
authentifikasi pengguna. (http://ee.unila.ac.id/index.php/component/content/article/57weds-knowledge/159-network-management.html)
Sumber:
laksanasimanjuntak.blogdetik.com
www.toko-elektronika.com
10110082.blog.unikom.ac.id
www.alpensteel.com
imeldaruntuthomas.blogspot.com
rizur010593.wordpress.com
gunardisoft.blogspot.com