PASAR
MONOPOLITIS
Pasar
Persaingan Monopolistis
Pasar persaingan
monopolistis adalah pasar dengan banyak penjual yang menghasilkan barang yang
berbeda corak. Pasar ini banyak dijumpai pada sektor jasa dan perdagangan
eceran. Misalnya jasa salon, angkutan, toko obat/apotik, dan toko kelontong.
Pada pasar persaingan monopolistik
terdapat ciri-ciri berikut ini.
a) Terdiri atas banyak penjual dan
banyak pembeli.
b) Barang yang dihasilkan sejenis, hanya
coraknya berbeda. Contoh: sabun, pasta gigi, dan minyak goreng.
c) Terdapat banyak penjual yang besarnya
sama, sehingga tidak ada satu penjual yang akan menguasai pasar.
d) Penjual mudah menawarkan barangnya di
pasar.
e) Penjual mempunyai sedikit kekuasaan
dalam menentukan dan memengaruhi harga pasar.
f) Adanya peluang untuk bersaing dalam
keanekaragaman jenis barang yang dijual.
CIRI‑CIRI PERSAINGAN MONOPOLISTIS
Pasar persaingan
monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar
yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifat‑sifatnya mengandungi unsur‑unsur sifat pasar monopoli, dan, unsur‑unsur sifat pasar persaingan sempurna.
Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar di mana
terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak
(differentiated products). Ciri‑ciri
selengkapnya dari pasar persaingan monopolistis adalah seperti yang diuraikan
di bawah ini :
Terdapat
Banyak Penjual
Terdapat cukup
banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis, namun demikian ia tidaklah
sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Apabila di dalam pasar sudah
terdapat beberapa puluh perusahaan, maka pasar persaingan monopolistis sudah
mungkin wujud. Yang penting, tidak satu pun dari perusahaan‑perusahaan tersebut ukuran/besarnya jauh
melebihi dari perusahaan‑perusahaan
lainnya. Perusahaan dalam pasaran monopolistis mempunyai ukuran yang relatif
sama besarnya. Keadaan ini menyebabkan produksi suatu perusahaan relatif
sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar.
Barangnya
Bersifat Berbeda Corak
Ciri ini
merupakan sifat yang penting dalam membedakan antara pasar persaingan
monopolistis dan persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan, dalam
persaingan sempurna produksi berbagai perusahaan adalah serupa. Oleh karenanya
sukar untuk membedakan yang mana yang
merupakan produksi suatu perusahaan, dan yang mana pula produksi perusahaan lainnya. Produksi dalam pasar
persaingan monopolistis berbeda coraknya (differentiated product) dan secara
fisik mudah dibedakan di antara produksi sesuatu perusahaan dengan produksi
perusahaan lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik barang tersebut
terdapat pula perbedaan‑perbedaan dalam
pembukusannya, perbedaan dalam bentuk “jasa perusahaan setelah penjualan”
(after‑sale service)
dan perbedaan dalam cara membayar barang yang dibeli. Sebagai akibat dari
perbedaan‑perbedaan
ini barang yang diproduksikan oleh
perusahaan‑perusahaan dalam
pasar persaingan monopolistis
bukanlah barang yang bersifat pengganti sempurna (perfect substitute) kepada
barang yang diproduksikan perusahaan lain. Mereka hanya merupakan pengganti
yang dekat atau close substitute. Perbedaan dalam sifat barang yang dihasilkan
inilah yang menjadi dari adanya
kekuasaan monopoli, walaupun kecil, yang dimiliki oleh perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistis.
Perusahaan
Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga
Berbeda dengan
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, yang tidak mempunyai kekuasaan
dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis dapat
mempengaruhi harga. Namun demikian pengaruhnya ini relatif kecil kalau
dibandingkan dengan perusahaan oligopoli dan monopoli. Kekuasaan mempengaruhi
harga oleh perusahaan monopolistis bersumber dari sifat barang yang
dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak atau differentiated product.
Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu lebih menyukai
barang dari sesuatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai barang yang
dihasilkan perusahaan lainnya. Maka apabila sesuatu perusahaan menaikkan harga
barangnya, ia masih dapat menarik pembeli walaupun jumlah pembelinya tidak
sebanyak seperti sebelum kenaikan harga. Sebaliknya, apabila perusahaan menurunkan
harga, tidaklah mudah untuk menjual semua barang yang diproduksikannya. Banyak
di antara konsumen di pasar masih tetap membeli barang yang dihasilkan oleh
perusahaan‑perusahaan lain,
walaupun harganya sudah menjadi relatif lebih mahal.
Kemasukan
ke dalam Industri Relatif Mudah
Perusahaan yang
akan masuk dan menjalankan usaha di dalam pasar persaingan monopolistis tidak
akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat
seperti di dalam oligopoli dan monopoli. Tetapi kemasukan tidaklah semudah
seperti dalam pasar persaingan sempurna. Beberapa faktor menyebabkan hal ini.
Yang pertama ialah karena modal yang diperlukan adalah relatif besar kalau
dibandingkan dengan mendirikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Yang
kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan barang yang berbeda
coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar, dan mempromosikan barang tersebut
untuk memperoleh langganan. Maka perusahaan baru pada dasarnya harus berusaha
memproduksikan barang yang lebih menarik dari yang sudah ada di pasar, dan
harus dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut.
Persaingan
Mempromosi Penjualan Sangat Aktif
Harga bukanlah
penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan-perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistis. Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya dengan
harga relatif tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak langganan. Sebaliknya
suatu perusahaan lain mungkin harga barangnya rendah, tetapi tidak banyak
menarik langganan. Keadaan seperti ini disebabkan oleh sifat barang yang mereka
hasilkan, yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini menimbulkan daya tarik
yang berbeda kepada para pembeli. Maka untuk mempengaruhi cita rasa pembeli,
para pengusaha melakukan persaingan bukan harga (non price competition).
Persaingan yang demikian itu antara lain adalah dalam memperbaiki mutu dan
desain barang, melakukan kegiatan iklan yang terus menerus memberikan syarat
penjualan yang menarik, dan sebagainya.
Keseimbangan
Dalam Pasar Persaingan Monopolistis
Ciri‑ciri
persaingan monopolistis seperti yang diterangkan dalam bagian yang lalu
menimbulkan pengaruh yang cukup penting ke atas corak permintaan yang dihadapi
oleh perusahaan dalam persaingan monopolistis. Kurva permintaan yang dihadapi
oleh perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah lebih elastis dari yang
dihadapi monopoli tetapi elastisitasnya tidak sampai mencapai elastis sempurna
yaitu kurva permintaan yang sejajar sumbu datar yang merupakan kurva permintaan
yang dihadapi suatu perusahaan dalam persaingan sempurna. Maka pada hakikatnva
ku permintaan ke atas barang produksi perusahaan dalam persaingan monopolistis
adalah bersifat menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan
turun dengan curam).
PENILAIAN
KE ATAS PERSAINGAN MONOPOLISTIS
Di dalam bagian
ini analisis yang dibuat hanya meliputi penilaian ke atas efek dari pasar
bersifat persaingan monopolistis kepada penggunaan sumber-sumber daya, dorongan
untuk mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi, dan corak distribusi
pendapatan. Salah satu kegiatan penting yang dilakukan oleh perusahaan
monopolistis adalah melakukan promosi penjualan secara iklan. Kebaikan dan
keburukan dari kegiatan ini akan dinilai dalam bagian berikut.
Efisiensi
Dalam Menggunakan Sumber Daya
Untuk menilai
sampai di mana efisiensi pasar persaingan monopolistis di dalam mengalokasikan
sumber‑sumber daya, akan
dibuat suatu perbandingan dengan efisiensi perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna.
Kesimpulan di atas menunjukkan bahwa
perusahaan persaingan sempurna adalah lebih efisien dari perusahaan
monopolistis di dalam menggunakan sumber‑sumber
daya. Baik ditinjau dari sudut efisiensi produktif (seperti telah diterangkan
ia dicapai apabila biaya produksi per unit adalah yang paling minimum), maupun
dari sudut efisiensi alokatif (ia dicapai apabila harga sama dengan biaya
marginal) perusahaan dalam persaingan sempurna adalah lebih efisien dari
perusahaan dalam persaingan monopolistis.
Efisiensi
Dan Diferensiasi Produksi
Telah
diterangkan dalam analisis sebelum ini bahwa barang‑barang yang dihasilkan oleh perusahaan‑perusahaan persaingan monopolistis
bersifat berbeda corak, yaitu ia berbeda dari segi mutu barangnya,
pembukusannya, dan pelayanan setelah penjualan. Perbedaan‑perbedaan ini menyebabkan para konsumen
mempunyai pilihan yang lebih baik dari pilihan yang dapat dibuat mereka di
dalam pasar persaingan sempurna. Pilihan lebih baik, ini dapatlah dipandang
sebagai kompensasi kepada penggunaan sumber‑sumber
daya yang kurang efisien seperti yang baru saja diterangkan.
Persoalannya sekarang adalah: manakah
yang lebih baik kepada masyarakat? Barang yang diproduksikan secara efisien
sehingga dapat dijual dengan harga murah? Ataukah harga yang lebih mahal
sedikit tetapi masyarakat dapat menentukan barang yang akan dikonsuminya dan
pilihan jenis barang yang lebih banyak? Ini merupakan persoalan normatif, yang
jawaban sangat tergantung kepada value judgment masyarakat tersebut. Sekiranya
mereka lebih menyukai harga yang murah, maka kekurangan pilihan tidak dipandang
sebagai suatu yang merugikan. Sebaiknya, apabila masyarakat menginginkan
pilihan barang yang lebih banyak, sehingga dapat dibuat pilihan yang lebih
tepat, harga yang lebih tinggi sedikit tidaklah perlu terlalu dirisaukan.
Perkembangan
Teknologi Dan Inovasi
Sampai di
manakah persaingan monopolistis akan mendorong perkembangan teknologi dan
inovasi? Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar persaingan
monopolistis memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan
perkembangan teknologi. Terbatasnya dorongan tersebut disebabkan karena dalam
jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Keuntungan yang
melebihi normal di dalam jangka pendek dapat mendorong kepada kegiatan
mengembangkan teknologi. Tetapi dorongan tersebut adalah sangat lemah karena
perusahaan-perusahaan menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh dari
mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat bertahan dalam jangka
waktu yang lama. Keuntungan melebihi normal yang diperoleh akan mendorong
perusahaan‑perusahaan lain
untuk masuk ke industri tersebut, dan ini akan terus berlangsung sehingga
keuntungan melebihi normal tidak ada lagi. Maka dalam jangka panjang keuntungan
yang diperoleh dari perkembangan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat
lagi dinikmati.
PASAR
OLIGOPOLI
Pasar oligopoly
adalah pasar yang didalamnya terdapat beberapa penjual terhadap 1 komoditi
sehingga tindakan 1 penjual akan mempengaruhi tindakan penjual lainnya. Jika
produknya homogen disebut oligopoli murni (pure oligopoly). Jika produknya
berbeda corak disebut oligopoli beda corak (differentiated oligopoly).
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan
memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan pasar, di mana
keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka.
Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga,
dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing
mereka.
Praktek
oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga
perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk
menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual
terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang
melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya
terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi,
seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
Asumsi yang
mendasari kondisi di pasar oligopoli adalah pertama, penjual sebagai price
maker. Penjual bukan hanya sebagai price maker, tetapi setiap perusahaan juga
mengakui bahwa aksinya akan mempengaruhi harga dan output perusahaan lain, dan
sebaliknya. Kedua, penjual bertindak secara strategik. Asumsi ketiga,
kemungkinan masuk pasar bervariasi dari mudah (free entry) sampai tidak mungkin
masuk pasar (blockade), dan asumsi keempat pembeli sebagai price taker. Setiap
pembeli tidak bisa mempengaruhi harga pasar.
Pasar oligopoli
model kurva patah diformulasikan oleh Sweezy. Dalam model ini keseimbangan
perusahaan ditentukan pada waktu garis permintaan yang dihadapi produsen patah.
Karena pada tingkat ini berarti MR yang dihadapi produsen sama besar dengan
MC-nya, memang secara umum dapatlah diutarakan bahwa kurva MR dapat berpotongan
dengan kurva MC di mana saja pada bagian kurva MR yang patah. Hal ini bermakna
bahwa adanya perubahan struktur biaya produksi tidak akan berpengaruh terhadap
tingkat output dan harga keseimbangan perusahaan. Berbentuk patah kurva
permintaan yang dihadapi oligopolis ini mencerminkan perilaku oligopolis di
pasar, yaitu apabila ia menurunkan tingkat harga jual, maka ia mengharapkan
produsen pesaingnya akan mengikuti kebijaksanaannya. Akan tetapi kalau ia
menaikkan harga jual maka produsen pesaingnya tidak akan mengikuti
kebijaksanaan. Bentuk kurva permintaan yang patah adalah manifestasi dari
adanya ketidakpastian oligopolis terhadap perkiraan perusahaan pesaing apabila
ia menurunkan tingkat harga jual. Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan
mengapa dalam pasar oligopoli tingkat harga output yang terjadi di pasar
cenderung tetap tidak berubah-ubah.
Menurut Sweezy, ciri reaksi oligopolis
jika terjadi perubahan harga adalah jika suatu oligopolis menurunkan harga maka
oligopolis cenderung juga akan menurunkan harga karena tidak mau kehilangan
konsumen dan jika oligopolis menaikkan
harga maka akan kehilangan konsumen karena oligopolis lain tidak menaikkan
harga dan akan mendapat tambahan konsumen dengan tanpa melakukan reaksi apapun.
Hal ini menyebabkan kurva permintaan yang dihadapi oligopolis merupakan kurva
yang patah (kinked demand curve).
Karakteristik
pasar oligopoly :
·
Hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industry.
·
Produknya homogen atau terdiferensiasi.
·
Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi.
·
Kompetisi non harga.
Penyebab
terbentuknya pasar oligopoly :
·
Efisiensi skala besar di dalam efisiensi teknis (teknologi) dan
efisiensi ekonomi (biaya produksi). Profit hanya bisa tercipta apabila
perusahaan mampu mencapai tingkat efisiensi. Efisiensi teknis menyangkut pada
penggunaan teknologi dalam proses produksi. Kemampuan produsen dalam
menempatkan sumber daya secara optimal. Efisiensi ekonomi menyangkut pada biaya
produksi. Bagaimana mengatur biaya pada komposisi yang tepat sehingga harga
yang dipasarkan merupakan harga yang bisa diterima pasar dan produsen.
Kompleksitas manajemen (tingkat
kerumitan). Tingkat kerumitan dalam manajemen pengelolaan di suatu perusahaan.